''SELAMAT DATANG DI SUARA WOGEE NEWS - suara wogee news
Kabar Ogeiye :

Written By Unknown on Kamis, 10 September 2015 | 23.46


Masa Lalu Papua Tidak Penting? Antara Indonesia dan Masa Lalu Orang Papua Dalam sebuah kegiatan di hotel Aryadutha, Jakarta, seorang petinggi di sebuah kementerian pernah mengatakan, “Kita harus mengajak rakyat Papua untuk melupakan masa lalunya. Rakyat Papua tidak perlu memikirkan masalah lalunya mengenai proses integrasi Papua kedalam NKRI. Masa lalu tidaklah penting, yang penting masa depan. Mari kita menatap masa depan saja, jangan melihak ke belakang.” Dalam diskusi selanjutnya, saya menyampaikan begini, “Menurut saya, masa lalu tetaplah sangat penting. Masa lalu selalu menjadi pondasi masa depan. Pendapat Anda mengenai tidaklah pentingnya masa lalu bagi rakyat Papua mengenai proses integrasi Papua ke dalam NKRI tidak tepat. Jika proses masa lalu tersebut tidaklah penting, maka sama saja dengan Anda mengatakan bahwa Sumpah Pemuda tidak penting, perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak penting, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tidak penting, dan semua peristiwa penting masa lalu yang menentukan kehidupan bangsa Indonesia kedepan tidak penting. Anda jangan gemar menggunakan standar ganda dalam memandang masa lalu. Di satu sisi Anda membenarkan masa lalu yang menguntungkan Indonesia, di sisi lain Anda menyalahkan dan meremahkan masa lalu yang merugikan Indonesia. Cara berpikir Pemerintah Indonesia yang demikian harus dihilangkan. Ini cara berpikir orang munafik”. Kalimat-kalimat seperti ini sudah biasa kita dengar di Indonesia. Banyak orang cenderung memandang masa lalu dari “kepentingan” mereka semata, dengan cenderung mengabaikan “kepentingan” orang lain. Dengan cara begini, mereka menentukan “standar kebenaran” menurut kepentingannya sendiri, dengan mengabaikan “kebenaran yang sesungguhnya”. Sejarah pun dibangun menurut kepentingan mereka dengan mengabaikan nilai kebenarannya. Dalam posisi seperti ini mereka menjadi orang-orang munafik yang merasa dirinya benar. Betapa pun buruknya, fakta tetaplah fakta dan kebenaran tetaplah kebenaran. Apapun yang terjadi di masa lalu, tetaplah terjadi demikian. Tidaklah perlu dimanipulasi sedemikian rupa untuk kepentingan pihak tertentu. Apalagi memaksa orang lain untuk melupaknnya seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Perlu diingat, masa lalu atau sejarah adalah pondasi masa depan. Dalam hal “masa lalu Papua” semua pihak harus mempunyai “perspektif yang benar”. Masa lalu Papua, terutama dalam hubungannya dengan negara Indonesia harus dilihat dari perspektif yang benar. Apapun yang terjadi di masa lalu, terutama dalam hal proses integrasi Papua kedalam NKRI harus dilihat secara utuh pula. Masa lalu tersebut tidaklah benar jika dilihat dan dimaknai secara parsial, semata-mata untuk “kepentingan Indonesia”. Lebih salah lagi jika pihak tertentu mengajak rakyat Papua untuk melupakan masa lalunya, seakan-akan “tidak apa-apa”. Memang benar, bahwa sejarah selalu dibangun oleh dan untuk kepentingan penguasa semata. Sejarah hasil manipulasi para penguasa itu selalu dikampanyekan dan dipaksakan untuk diterima oleh rakyatnya. Sejarah hasil manipulasi para penguasa selalu dianggap dan dipercaya sebagai “kebenaran tunggal dan mutlak”. Tetapi satu hal yang selalu dilupakan adalah kebenaran tidak dapat dimanipulasi dengan cara apapun. Kebenaran betapapun terlambat akan selalu menang pada waktunya. Mari kita mengakui bahwa masa lalu sangatlah penting. Karena pengakuan jujur itulah yang akan menentukan dimana kita hidup di masa depan, di surga atau neraka
Share this article :

0 komentar:

Kabar ogeiye

Suara Wogee News. Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Creating Website | okto amoye Template | kabar ogeiye
Proudly powered by okto jeczon gobai
Copyright © 2015. suara wogee news - desaing wogee buguwa yoka
Original Design by kabar ogeiye okto amoye woge gobai